Jumat, 01 Desember 2017

Belakangan Ini Masyarakat Kurang Tertarik Terjun Ke Industri Keramik Lantai/ Dinding

Pada th. 1980-1990-an, industri keramik memiliki bahan baku tanah lempung di Kecamatan Klampok Kabupaten Banjarnegara, alami masa kejayaannya. Waktu itu, ada beberapa puluh perajin yang menekuni kerajinan keramik.
Beberapa puluh outlet showroom keramik dinding juga berdiri berjejer selama jalur pada Purwokerto-Banjarnegara di lokasi Kecamatan Klampok.
Tetapi bersamaan dengan perjalanan saat, showroom yang memajang hasil-hasil kerajinan keramik ini makin menyusut. Sekarang ini kehadiran showroom keramik, dapat dihitung dengan jari. ”Satu per satu, perajin keramik di Banjarnegara gulung tikar, ” terang Tri Mulyantoro, perajin keramik di Klampok yang sekarang ini masih tetap bertahan.
Menurut dia, beberapa hal yang mengakibatkan industri keramik di Klampok yang alami pailit. Terkecuali tumbuhnya industri keramik diluar daerah seperti di Kasongan Bantul, juga karna semakin sekurang-kurangnya anak muda yang ingin bekerja di bidang industri kerajinan keramik.
”Anak-anak muda saat ini, umumnya tidak ingin bekerja bergelimang tanah lempung bahan baku keramik. Mereka pilih bekerja diluar daerah, ” tuturnya.
Tri Mulyantoro yang sekarang ini mengelola industri keramik ‘Kartika Mustika’ ini mengatakan, walau sekarang ini banyak tumbuh industri keramik diluar daerah, tetapi dalam segi pemasaran sesungguhnya masih tetap begitu terbuka.
”Untuk pemasaran di Yogya, mungkin saja sekarang ini semakin banyak dipasok industri keramik di Kasongan. Tetapi pemasaran keramik sesungguhnya bukan sekedar di kota itu saja. Masih tetap begitu terbuka luas, ” tuturnya.
Baca juga : harga keramik lantai
Seperti yang dia alami, pihaknya bahkan juga masih tetap alami kesusahan untuk penuhi order dari beragam pihak. Diantaranya, seperti dari pabrik teh poci di Kabupaten Tegal, Tri Mulyantoro mengakui memperoleh order untuk kirim satu set kerajinan keramik berbentuk satu teko serta dua gelas keramik dari perusahaan itu.
”Setiap bln., kami sesungguhnya memperoleh order untuk kirim 1. 200 set teko serta gelas keramik ke perusahaan itu. Tapi hingga saat ini, kami baru dapat penuhi 700-800 set per bln., ” tuturnya.
Menurut Tri, itu baru order dari satu perusahaan. Belum juga, pesanan dari banyak pedagang kerajinan dari beragam kota yang memohon supaya dapat kirim beragam bentuk kerajinan keramik yang lain untuk dipajang di showroom mereka. ”Jadi, problem pemasaran sesungguhnya tidak jadi masalah, ” tuturnya.
Sebagai problem, menurut dia, adalah ketersediaan tenaga kerja. Dengan jumlah tenaga kerja yang terbatas, dia tidak dapat menggenjot produksinya supaya dapat penuhi semuanya pesanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar